Welcome to my blog, enjoy reading.

Sabtu, 13 April 2013


UN…??? Siapa Takut…!

Oleh : Wildan Rasyid
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Banyak orang takut dan resah ketika menghadapi UN (Ujian Nasional), kenapa? kenapa harus takut ???  Kalau kita tidak salah ngapaen harus takut? Iya bukan…! Rasa takut hanya untuk pencuri ulung yang  beraksi saat dalam kesempitan akal, dalam ujian alias penyontek, mereka takut, jangan-jangan waktu ujian tidak mendapatkan contekan, tidak ada teman yang bisa memberi jawaban, atau tidak mendapatkan tempat duduk yang strategis saat ujian. Sehingga mereka bukan takut tidak dapat menjawab soal-soal UN, namun lebih takut dengan posisi tempat duduk saat ujian nanti, dengan siapa ? sebelah kiri kanan, muka belakang siapa? Duduknya di sebelah mana? Dekat pengawas nggak? Itulah yang membuat para pencuri ulung itu takut dan cemas.
Tapi tentu, kita tak ingin jadi pencuri itu bukan? Karena mereka menggantungkan jawabannya mereka kepada orang lain alias lengong kanan-lengong kiri, muka atau belakang. Budaya itu harus dihilangkan sejak dini, apalagi saat UN. Seandainya orang yang kita contek itu tidak lulus, bagaimana dengan kita? Apakah kita juga mau ikut-ikutan tidak lulus, menjadi pecundang karena kebodohanmu sebelum berjuang? Tentu saja tidak bukan? Jadi jauh-jauhkanlah hal yang demikian itu.
“Persiapan Adalah Ibu dari Sebuah Keberhasilan”, begitu pituah mengatakan.Betul…! Keberhasilan seseorang tergantung pada bagaimana ia mempersiapkannya. “Hidup santai masa depan cerah” , kata-kata itu sangat tidak mungkin, that imposible only, tidak mungkin seseorang itu berhasil tanpa usaha, kerja keras, motivasi yang tinggi,  do’a dan sikap yang pantang menyerah. Untuk menghadapi UN, tentu kita harus memiliki persiapan yang matang, meliputi : mental, fisik yang kuat dan tentunya dengan ilmu yang mantap. Karena itu kita perlu memiliki strategi khusus dalam menghadapi semuanya, sehingga persiapan kita yang matang akan membuahkan hasil yang memuaskan yaitu sebuah keberhasilan dan kesuksesan.
Nah, berikut ini Strategi jitu untuk menghadapi Ujian Nasional, agar kita tidak tegang dan stress menghadapi Ujian Nasional (UN) yang dalam benak kita terbayang laksana menghadapi monsters yang menakutkan:

1.       Lakukanlah proses belajar secara continue, karena cara yang dikenal dengan SKS alias Sistem Kebut Semalam sudah Jadul. Tentu tidak mau juga usaha kita selama 3 tahun ini dibalasi hanya dengan nilai yang mengecewakan, atau bahkan mampu memupuskan harapan kita dalam menggapai masa depan. Tidak mau bukan…? Oleh karena itu, teruslah belajar, pantang menyerah…!
2.       Sebelum memulai proses belajar hendaklah kita menenangkan diri dan membersihkan pikiran kita terlebih dahulu dari berbagai permasalahan.
3.       Untuk sementara, jauhkan diri dari HP (handphone). Karena bagi anak remaja itu sangat banyak pengaruhnya dan dapat mengganggu konsentrasi belajar. Seperti untuk nelpon atau sms si dia,yang menghabiskan waktu, hingga larut malam. Untuk sementara, bukan gak apa-apa kalau bersabar dikit demi masa depan. “Kalau perlu putusin si dia”. Itu demi kebaikanmu, pilihlah kata-kata yang elok yang bisa buat ia mengerti dengan kita. Kita tentu tidak mau menyesal nantinya, kalau kita dinyatakan tidak lulus bukan…? Ingat! penyesalan itu akan datang pada kemudian harinya.
4.       Gunakan cara yang cocok untuk kita dalam menenangkan diri dan pikiran. Seperti : membaca Al-Qur’an secara rutin 2-5 halaman perharinya atau lebih. Shalat tahajjud, puasa senin kamis, dan usahakanlah melakukan shalat hajad. Shalat Hajad (permintaan), disanalah lebih baik untuk kita untuk bermunajat kepada Allah. Lakukanlah shalat ini pada malam hari. Setelah shalat dua rakaat, lalu sujudlah, baca istigfar 100 kali dalam sujud, shalawat nabi, Al-Fatihah, ayat kursi dan bacaan lainnya, seperti tiga kul alias surat Al-ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq. Semakin banyak kita membacanya, tentu semakin baik. Setelah itu barulah ucapkan do’a atau permintaan kita, dengan bahasa yang indah.
Usahakan shalat ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut sebelum UN dan 7 hari sesudahnya. Ingat keikhlasan menentukan dikabulkannya do’a kita oleh Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Karena Dialah satu-satunya tempat untuk kita menyembah dan meminta pertolongan. Yakinlah….! Do’a kita insyaallah akan dikabulkan Allah. Karena Ia tidak pernah menyia-nyiakan do’a hambaNya yang beriman dan taat padaNya.
5.       Bagi-bagilah waktu yang kita gunakan dalam belajar. Kalau perlu kita buat daftar kegiatan yang akan kita lakukan pada hari ini. Pemanfaatan waktu yang tidak efektif akan menimbulkan kerugian buat diri.
6.       Pilihlah waktu istirahat untuk mengendorkan urat-urat saraf kita setelah lama digunakan untuk konsentrasi belajar.
7.       Jangan langsung melakukan aktivitas belajar setelah selesai mengikuti ujian. Hendaknya istirahat terlebih dahulu beberapa saat, sehingga hilang rasa sedih, kecewa, dan kesal karena tidak bisa menjawab soal-soal tadi. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kecemasan menghadapi ujian selanjutnya. (Kuncinya jangan sampai kita terbebani dengan ujian tadi, lupakan itu, biarkan ia berlalu, sekarang tatap kedepan untuk hari esok. Karena, orang yang lemah itu adalah orang yang sibuk dengan apa-apa yang telah terjadi, tanpa menjadikannya sebuah motivasi.
8.       Bila menemukan materi yang sulit dipelajari atau untuk menghafalnya, maka bacalah materi itu sebelum tidur, Karena menurut penelitian, materi yang kita baca tadi akan terurai ketika tidur. Mengingat otak orang yang tidur itu lebih jernih daripada  otak orang yang terjaga. So, ketika bangun kembali kita bisa mendapatkan ide atau jalan untuk menemukan solusi untuk pelajaran yang sulit tersebut.

9.       Jangan begadang, tidur yang cukup. Karena itu akan membuat kita lemas dan ngantuk saat menghadapi ujian.
10.   Berangkatlah dengan perut berisi, maksudnya jangan biarkan perut ini kosong saat berangkat sekolah, makanlah terlebih dahulu. Tapi jangan terlalu kenyang, karena itu dapat membuat kita mengantuk.
11.   Hindari makanan berlemak, hindari minum kopi dan teh, karena itu akan membuat kita cepat haus dan kekeringan saat ujian.
12.   Datanglah ketempat ujian 10 menit sebelum masuk.  Karena kalau terlalu cepat obrolan teman-teman dan hal-hal lainnya akan dapat mengganggu konsentrasi kita. Namun jangan juga sampai telat, hal ini sangat berpengaruh pada psikologi atau kondisi jiwa kita, baik konsentrasi, pikiran dan emosional, akan membuat kita merasa cemas dan gelisah saat menjawab soal ujian.
13.   Jangan membahas pelajaran di sekolah menjelang ujian, karena itu akan memecahkan konsentrasi kita dan menghilangkan apa yang telah kita pelajari di rumah.
14.   Saat menerima kertas soal, ucapkanlah do’a, ”Bismillahi, la haula wa la quwwata illa billahi al-aliyyul adziimi. Allahumma laa sahla tawakkalnaa” (Dengan menyebut nama Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Agung. Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali Engkau yang buat mudah. Cukuplah Allah sebagai penolongku, hanya kepada Allah kami bertawakkal.)
15.   Bagilah waktu untuk menjawab soal-soal ujian. Berpandai-pandailah bermain dengan waktu saat ujian. Untuk itu usahakan bawa jam tangan saat ujian.
16.   Mulailah dari menjawab soal-soal yang dianggap mudah. Ini akan mendorong kita untuk  rileks dan percaya diri mengerjakan soal-soal berikutnya.
17.   Jangan pedulikan teman-teman kita saat ujian, konsentrasikan pikiran kita pada kertas soal dan jawaban.
18.   Jangan cemas bila teman-teman sedang menulis jawabannya, ketika kita masih berfikir.
19.   Jangan terganggu ketika melihat teman-teman  sudah selesai duluan, karena belum tentu mereka betul semua alias tidak ada yang salah. Jangan terpengaruh, mari kita gunakan semua waktu itu dengan baik, dengan mengkoreksi jawaban kita.
20.   Jika kita kembali cemas, maka ulangilah do’a di atas, mari kita pejamkan mata, ambil nafas, tahan untuk beberapa saat, lalu keluarkan pelan-pelan.

Strategi atau langkah untuk menghadapi UN di atas tentu saja sudah cukup akrap dalam telinga dan fikiran kita. Insya Allah dengan strategi diatas kita dapat keluar dari ruang ujian dengan lapang dada, pikiran tenang, dengan penuh rasa bangga dapat menjawab soal-soal dengan baik. Selanjutnya bertawakkallah pada Allah, serahkah semua kepadaNya, tugas kita sebagai manusia hanyalah berusaha…berdo’a…dan bertawakkal…, hasilnya urusan Yang Maha Kuasa, semoga berhasil...!




Minggu, 13 Januari 2013

Biodata Pribadi



Nama lengkap    : Wildan Rasyid
Tempat/tgl Lahir : Batusangkar, 20-12 -1992
Alamat              : Jln. Dt.Bandaro Kuniang, Kubu Rajo,
                          Lima Kaum, Batusangkar, Sumbar
Sekolah : Faculty of Pharmacy, Andalas of University, in Padang
Jenis kelamin : Laki-laki
Gol darah      : A
     
No.HP/Telp : (0752)7575221,  085274986692
Orang Tua ,
     Ayah : Jauhari, BA
     Ibu    : Dahermaiti, BA
Pekerjaan
Ayah : PNS (Pemda Tanah Datar)
Ibu : PNS (Pemda Tanah Datar)
Riwayat Pendidikan :
  •  SD N 04 Kubu Rajo Lima Kaum
  • SMP N 5 Batusangkar (Layanan keunggulan)Tanah Datar.
  • SMA N 3 Batusangkar (Layanan keunggulan)Tanah Datar.
  • Mahasiswa Faculty of Pharmacy UNAND Padang
Prestasi :
  • Peserta FLS2N Tk. Nasional Th 2010
  • Juara I FLS2N Tk. Provinsi Sumatera Barat
  • Peserta lomba Penulisan Cerita Remaja Islam (CERIS) tingkat Nasional .
  • Juara I MTQ tingkat Mahasiswa se UNAND th.2012
  • Juara I MTQ mahasiswa kesehata se-Kota Padang th. 2012
  • Juara II MTQ mahasiswa se-UNAND dan Politeknik Padang th 2011.
  • Juara I MTQ tk.SMA se Sumbar tahun 2010.
  •  Finalis LKTI tk. SMA Se-Sumatera
  •  Juara 1 MTQ Nasional tk. Kab.Tanah Datar.
  •  Juara 1 Karya Sastra penulisan Cerpen tk. Tanah Datar.
  •  Juara 1 MSQ tk SLTP se Sumbar
  •  Juara Harapan III MTQ Nasional tk.Prov. Sumbar di Pasaman.

Pengalaman :
  • Jurnalist Pramuka Sumbar, pada Koran Media Pramuka Sumbar dan Koran Dinamika Pramuka.
  • Pernah Mengikuti penulisan Cerpen tk.Nasional.
  • Menulis Artikel di media koran-koran (Serambi Pos, Singgalang,Haluan, Sriwijayapost,Palembang,dll)
  • Ketua Umum UKM PIKA Unand 2013-2014
  • BEM Fakultas Farmasi UNAND th.2013....
  • Ketua Anjangsana Farmasi UNAND 2012
  • Ketua BBMK UKM PIKA th. 2012
  • Ketua Divisi UKM PIKA th.2013
  • Panitia Seminar Nasional "Perkembangan Terkini Sains dan Farmasi Klinik"
  • Meraih  reward Bupati Tanah Datar Study Banding Internasional Siswa dan Guru Berprestasi Tanah Datar. (Malaysia - Singapore)
  • Anggota OSIS (koordinator SEKBID IMTAQ) T.P 2008-2009.
  • Anggota OSIS (koordinator SEKBID Budaya dan Sastra) T.P 2009-2010 .
  • Anggota TIM Pioner SMA N 3 Batusangkar th.2010.


Alamat E-Mail : wildan.rasyid@yahoo.co.id
wildanrasyidmosque.blogspot.com

Motto :“MeNgHarGAi WakTU AdaLah KuNci  
            KeberHaSiLanQ…!”


       

"Peran Pemuda dalam Dunia Farmasi"




Oleh : Wildan Rasyid
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang

Salam Mahasiswa....!

Dewasa ini, berbicara mengenai pemuda, pemuda lebih dititik beratkan pada yang namanya mahasiswa, karena kebanyakan dari pemuda berprofesi sebagai mahasiswa. Secara umum mahasiswa merupakan salah satu bagian dalam masyarakat yang diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga masyarakat menganggap dan mengharapkan mahasiswa memiliki peran atau fungsi yang “lebih” pula dalam bermasyarakat.
Keberadaan pemuda sangatlah berpengaruh besar dalam segala aspeks dan bidang. Seperti halnya peran pemuda untuk memperjuangkan kemerdekaan negara dan bangsa ini. Begitu juga dalam dunia farmasi. Peran pemuda sangat diharapkan demi kemajuan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang obat,makanan, minuman dan kosmetika. Banyak slogan yang mengatakan “pemuda harapan bangsa”,  “pemuda penerus bangsa”. Hal ini mengindikasikan begitu pentingnya peran pemuda dalam kehidupan ini. Secara umum, mahasiswa ialah kaum muda intelektual yang memiliki 3 peran strategis, yaitu sebagai agen perubahan (agent of change), penyampai kebenaran (social control), dan generasi penerus (iron stock).
            Dalam dunia farmasi 3 peran ini sangat dibutuhkan, fungsi tersebut mengindikasikan
bagaimana peran besar yang diemban khususnya mahasiswa farmasi untuk mewujudkan perubahan dalam profesi kefarmasian dan apoteker di bangsa ini. Sehingga Ide dan pemikiran cerdas, dan penelitian seorang mahasiswa mampu meningkatkan kinerja obat, untuk pelayanan kesehatan guna menuju masyarakat yang lebih sehat, merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai perkembangan sains dan teknologi. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan terkadang mampu membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan satu hal yang menjadi kebanggaan seorang mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah perubahan, yang dikenal dengan agent of change (pembawa perubahan).
            Untuk mencapai dunia farmasi yang maju dan berkualitas, yang mampu bersaing di kancah dunia internasional, diperlukan lulusan yang memiliki kualitas dan kompetensi tinggi ( Quality, integrity, dan profesionality), hal ini selaras dengan moto fakultas farmasi Universitas Andalas. Tentunya didukung dengan kurikulum pendidikan  yang berkopetensi, sehingga dapat bermanfaat dalam kebutuhan dunia kerja, disanalah eksistensi pemuda terlihat, terutama mahasiswa farmasi dibutuhkan. Hal ini mustahil akan terlaksana, dan teraplikasikan jika para pemuda farmasi bersikap acuh tak acuh, lembek, dan lemah dalam berjuang.
            Salah satu tugas besar pemuda farmasi sekarang ini adalah merubah paradigma tentang kurikulum farmasi sekarang ini, dimana perguruan tinggi farmasi sekarang ini kurang mampu merespon permintaan dunia kerja dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Salah satu faktor penyebabnya ialah tidak adanya komunikasi yang berkelanjutan antara penghasil dengan konsumen. Jika diibaratkan perguruan tinggi sebagai produsen, dan rumah sakit, pabrik/industri (pemberi kerja) sebagai konsumennya.            
Kebanyakan perguruan tinggi farmasi berjalan dengan teori-teori yang notabene textbook tidak sejalan dengan realita dunia kerja hari ini. Tak salah dalam sebuah tulisannya Berly Surya Dharma mengatakan,”Miss-Link and Match” selalu mewarnai hubungan antara keduanya (produsen dan konsumen). Disinilah tugas generasi muda untuk merubah teori-teori farmasi yang selama ini dianggap sebagai dunia maya, sedangkan yang dibutuhkan itu adalah realita di dunia kerja.
Pemuda farmasi sebagai social control (penyampai kebenaran), ini sangat erat kaitannya bagaimana pemuda mampu menjelaskan kepada pasien tentang penyakit, mengenai obat yang diberikan, sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, dan mendapatkan penjelasan tentang penyakit yang dideritanya. Hal ini sehubungan dengan fungsi farmasi di bidang klinis, sesuai dengan keberadaan seorang farmasis sebagai patient oriented, bukan drug oriente.
Selanjutnya pemuda farmasi sebagai iron stock (penerus). Sejak zaman dahulu baik sebelum, maupun sesudah hipocrates memperkenalkan farmasi, sudah banyak penemu-penemu obat di jagat raya ini, tak terhitung lagi senyawa aktif, yang dapat dimanfaatkan sebagai obat yang telah ditemukan oleh para peneliti/pakar obat. Sampai sekarang pun masih banyak obat-obat baru yang ditemukan. Semakin maju peradapan, maka penyakit manusia juga semakin maju, baik itu yang disebabkan oleh bakteri,virus,jamur, ataupun organisme lainnya. Arti kata obat yang digunakan juga harus obat yang maju, oleh karena itu haruslah ada peneliti-peneliti muda, yang harus mampu menghasilkan obat-obat yang berkualitas tinggi dan efisien tinggi. Pemuda intelektual, berkualitas, dan berkompetensi tinggi sangat dibutuhkan demi kemajuan obat (farmasi), untuk membantu mengobati berbagai macam penyakit yang di derita masyarakat.
Dalam dunia penelitian, baru-baru ini juga ditemukan Urine sebagai pengganti Bahan Bakar yang dapat menghasilkan listrik,  sangat mengejutkan penemunya adalah dua orang pemuda dari Malang. Penemuan ini juga mengejutkan dunia, pada bulan April 2012 dalam ajang lomba teknologi International Young Inventors Project Olympiade (IYIPO) di Tbilisi, Georgia. Mereka menjadi duta Indonesia untuk berkompetisi dengan 40 negara yang terdiri dari 101 peserta, alhasil mereka berhasil memperoleh medali emas. Prestasi yang sangat membanggakan.
Penemuan-penemuan baru inilah yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dalam diri pemuda,khususnya mahasiswa farmasi. Kinilah saatnya yang muda berbuat, bertindak dan menunjukkan inovasi-inovasi baru, dengan penemuan-penemuan baru,khususnya di dunia kita farmasi. Maju terus pemuda…! Jadilah pemuda famasis yang menjadi tuntunan di masyarakat, bukan hanya menjadi tontonan belaka. 

Salam Mahasiswa…!

"Manjadda Wajadda"


Rahasia Dibalik Keberhasilan Drs. Marjohan, M.Pd
Sebagai Guru SMA Berprestasi Nasional 2012, penerima penghargaan presiden RI

                                                                 Oleh : Wildan Rasyid
                                       Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang

                             Foto penulis dengan Drs.Marjohan,M.Pd, saat bertamu di rumah penulis
                                                      di Parting, Batusangkar, Sumbar.

       Tak ada yang menyangka, dan tak ada yang mengira bapak Marjohan, guru SMA Negeri 3 Batusangkar, (program layanan keunggulan Tanah Datar) ini keluar sebagai pemenang 1 guru berprestasi nasional, dalam rangka pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Berprestasi 2012 yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. Bahkan bapak Marjohan sendiri sedikit ragu dengan apa yang telah beliau raih, seperti sebuah mimpi. Namun itu memang benar keberhasilan beliau telah membawa harum nama baik guru Sumatera Barat, terutama SMA Negeri 3 Batusangkar (program layanan keunggulan Tanah Datar), yang dikepalai oleh bapak Drs.H Rosfairil, MM.
            Setiap orang pasti bertanya-tanya kok bisa sih ??? Manjadda Wajadda. Itu jawabannya.
 Siapa yang berusaha, pasti ia yang akan menuai hasilnya. Drs.Marjohan, M.Pd, bapak 2 anak ini lebih akrab disapa Mr.Joe atau Uncle joe. Beranjak dari keseharian beliau sebagai seorang guru bahasa inggris di SMA Negeri 3 Batusangkar, yang merupakan sekolah Unggulan Tanah Datar,Sumatera Barat. Murah senyum, suka menyapa, “say to hello”, itulah kebiasaannya pada semua orang yang ia temui. Bicara dengan lemah lembut, sopan dan santun, seakan hidup tanpa beban sedikitpun. Tidak pemarah dan tentunya menjadi motivator bagi pelajar, para kaum muda dimanapun beliau berada. Maka tak salah, banyak pemuda menjadikan beliau sebagai guru idola. Hal itulah yang sering dikatakan beliau dalam berbagai talkshow nya, bahwa seorang guru haruslah memberikan teladan, contoh yang baik kepada murid-muridnya, tidak hanya menyuruh atau melarang ini dan itu nya, tapi memberikan contoh dan teladan, sehingga dengan sendiri murid akan ikut melakukannya, tanpa disuruh, tanpa dihardik ataupun bentakan, yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang guru. Maka seorang guru yang pintar akan mampu menghasilkan anak yang pintar juga, karena kita telah menjadi idola bagi mereka.
Pada dasarnya kita diberikan waktu yang sama dalam sehari, 24 jam. Namun kenapa diantara kita ada yang berhasil, ada yang tidak berhasil?  Perbedaan itu ada disebabkan oleh adanya perbedaan dalam pemanfaatan waktu tersebut. Ada orang yang dalam sehari itu hanya banyak tidur saja, ada lagi yang menggunakan waktu-waktunya hanya untuk nongkrong di kedai, melamun, mimpi disiang bolong kata orang,  ataupun waktunya hanya habis untuk permainan/games, tanpa bisa memenej waktunya dengan baik dengan hal-hal yang bermanfaat dan mengandung pelajaran (edukasi). Tentu saja orang –orang yang mampu memenej waktu dengan baik,menggunakan waktunya untuk menggali potensi, minat dan bakat dirinya, pendek kata menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, tentu mereka itulah orang-orang yang beruntung, sesuai dengan Al-Qur’an (Al-‘ashr ayat 1-3)
Menghargai waktu, itulah kunci kesuksesan Mr.Joe dalam segala bidang kehidupannya. Dalam suatu pertemuan Mr.Joe mengungkapkan tidak banyak persiapan yang dilakukannya untuk mengikuti perlombaan guru berprestasi nasional, karena ide untuk mengikuti perlombaan ini saja bukan datang dari keinginannya, tapi dari bapak kepala sekolah Rosfairil, yang lebih dikenal dengan sebutan Abang. Bisa dibilangnya iseng-iseng. Namun dengan quality,integrity, competence, and capasity yang beliau miliki mampu mengantarkannya menjadi juara 1 guru berprestasi nasional 2012. Dahsyat…
Semua ini didukung oleh  kemampuan berganda yang beliau miliki, dengan menguasai 3 bahasa asing, bahasa inggris, bahasa Prancis, dan bahasa arab. Selain itu beliau juga seorang penulis, yang buku-bukunya sudah beredar di seluruh  indonesia, bahkan tulisan beliau juga sudah go to internasional (Prancis dan Australia). Maka tak heran lagi jika beliau dinobati sebagai Guru Berprestasi Nasional.
Berasal dari daerah terpencil bukan suatu halangan untuk maju dan berkembang, hal ini dibuktikan oleh Mr.Joe . Sebagai seorang guru teladan, beliau berprinsip, “Jika saya bisa berhasil, orang-orang disekeliling saya juga harus berhasil”, sehingga perannya di sekolah dan di sekitar tempat tinggal, layaknya seorang motivator, seorang inspirator desa yang berdedikasi. Sebagai seorang motivator Mr. Joe tidak pernah membeda-bedakan orang tak peduli apapun itu bidang dan profesinya, baik itu guru, dokter, farmasis, pengusaha, penulis, maupun pedagang, dimana ada usaha dan keyakinan, pasti ada jalan menuju kesuksesan. Prinsip inilah yang dipegang oleh Mr. Joe, sehingga ia mampu menerima segala keadaan, dan mampu menjadi idola bagi orang-orang dekatnya, terutama para kaula muda.
Membaca dan menulis adalah kebiasaannya sejak kecil. Ibarat sebuah teknologi manusia, membaca adalah inputnya, otak dan hati sebagai prosesornya, dan menulis adalah sebagai output. Walaupun kita sering membaca, tapi tidak pernah menuliskannya, maka sama saja halnya kita makan dan minum tanpa pernah mengekskresikannya, tentu itu akan berbuah suatu penyakit bagi kita. Maka beliau menyeimbangkan antara input dan output dengan “Membaca dan Menulis”
“Merdekakanlah diri dengan Membaca dan Menulis” sebuah pesan dari ibu Fauziah Fauzan (pimpinan Diniyah Putri Padangpanjang).
Seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang mantap, maka ia akan bisa menghadapi semua tantangan yang ada di depan mata. Mungkin kita sering menemukan orang –orang pintar pada masa sekolahnya, tapi malahan ia tidak berhasil, iya kan…? Salah satu penyebabnya adalah sikap yang mudah stress dari mereka, takut kalau tidak lulus, takut kalau tidak diterima saat melamar pekerjaan, takut kalah saing, dan banyak kata-kata TAKUT lainnya yang menghantui mereka, sehingga mereka takut untuk mencoba. Alhasil tentu adalah sebuah kegagalan,  sehingga tak jarang mereka stress dan bahkan ada yang jadi gila, nauzubillahiminzaliq…!
Sebagai kepala rumah tangga, Mr. Joe tidak malu untuk bangun lebih awal dari istri, untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Bahkan tak jarang beliau mencuci pakaian, dan memasak untuk anak istrinya. Menurutnya istri adalah friend, sahabat untuk saling membantu,saling berbagi satu sama lainnya. So sweet…! Tidak terlepas anak beliau, bak kata pepatah, anak dipangku kamanakan dibimbing, urang kampuang dipatenggangkan. Lagi-lagi memberi contoh dan teladan menjadi cara jitu Mr.Joe untuk mendidik anak-anak. Sambil membaca/menulis ataupun bekerja beliau juga mengawasi anaknya belajar. sehingga sering kali beliau mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Bagi beliau lebih baik kita mengerjakan tiga pekerjaan dalam satu waktu, daripada satu pekerjaan dalam tiga waktu. Dengan demikian berarti kita sudah bergerak 3x lebih maju daripada orang.  “Jika kita ingin menjadi orang yang luar biasa, kenapa harus melakukan hal yang biasa? Iya bukan?” Begitu cara berpikir, dan keseharian yang beliau tekuni setiap harinya, maka tak heran jika kebiasaan itu mengantarkan beliau menjadi guru berprestasi nasional.

“Say NO To GALAU”


                                                             
                                                                Oleh : Wildan Rasyid
                                       Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang

 Taukah kita ! Kenapa banyak orang larut dalam kesedihannya...??? Hingga sulit utk bangkit, dan mengibarkan bendera kebahagiaan...???
 Istilah gaul sekarang ini "galau" yah...
banyak orang yg galau dewasa ini, ditengah zaman yang semakin edan. beratnya problema yang lagi dihadapi, kerasnya tantangan hidup, tingginya persaingan hidup. Tak jarang membuat orang menjadi patah asa, putus harapan, stress, galau tingkat tinggi, dll. Namun itu semua dapat kita atasi....!

 Apalah arti air jika tidak melepas dahaga...
 Apalah arti obat jika tidak menyembuhkan...
 Apalah arti hidup jika tidak membahagiakan...
 Apalah arti sedih kalau kita bisa bahagia...

 pertanyaannya apakah kita ingin bahagia... TENTU, bukan....? tpi masalahnya adalah, How ??? bagaimana caranya...
 Smart Solution :
 1. Bersyukur...! terkadang kita jarang mensyukuri apa yang ada, namun apa yang tiada sering untuk kita risaukan...! itu masalahnya... jdi selalulah bersyukur... caranya???
Nabi berpesan : "Utk urusan akhirat lihatlah ke atas, namun utk urusan dunia lihatlah ke bawah" (terjemahkan) maka dg itu kita tak akan merasa iri, dengki, dan gelisah lagi dg nikmat Allah atas orang lain

2. Gunakan teknik canggih yang namanya "Anchoring" maksudnya gmn sih...?
begini nih... coba jawab pertanyaanku dulu ya...
 Kalo kita sedih or lagi galau tuh, yang kita ingat itu apa...???
kebanyakan remaja menjawab , "Kalau dalam sedih dan galau itu saya sering mengingat peristiwa sedih lain yang pernah saya alami, sehingga saya merasa tak ada orang yang peduli dengan saya,bahkan saya merasa menjadi orang termalang di dunia" iya atau iya...? (iya kan...???)
            Maka hal ini harus ditolak dengan teknik "Anchoring", yaitu mengingat hal-hal bahagia saat dimana kita menjadi orang yang sangat berharga dan dihargai, seolah-olah kita adalah makhluk yang paling beruntung di dunia....! maka InsyaAllah stamina bahagia akan kita dapatkan, dan kita akan kebal dengan yang namanya "Internal Teroris"... Karena kita sudah dapatkan "Antibodi Super power" Selamat mencoba... mudah-mudahan bermanfaat....!
salam sahabat (Pujangga Kecil --> WIRAS)
 MAri teriakkan,,,,
"Say No to Galau !!! "

Rabu, 14 November 2012

Taukah Dirimu...!


Taukah dirimu...?
       taukah dirimu aku selalu merindukanmu...
       taukah dirimu aku selalu menunggumu...
       taukah dirimu bahwa namamu ada disetiap do'aku...
       taukah dirimu kau selalu ada di setiap mimpiku...
                walau kita tak pernah bersua... tapi hatimu kan tetap terasa... dalam sebuah do'aku padaNya... Aku hanya berharap... suatu waktu nanti kita akan bertemu, dalam sebuah ikatan kasih... dalam kisah yang nyata, hingga akhir,,, dalam naunganNya....!


for Ukhti yg disana...!

Sabtu, 07 Januari 2012

ArTi PenTing NaMa PriBaDi

Oleh : Wildan Rasyid

W aktu berjalan tanpa suara
I tulah kehidupan di dunia nyata
L ambat laun kan hilang sekejap mata
D an takkan pernah lagi tuk bersua
A ku datang atas nama cinta
N amun bukan suka belaka
R asa cinta karena Allah semata
A llah lah pencipta pria dan wanita
S upaya terhindar dari api neraka
Y akin & percayalah anda semua
I nsya Allah, kebahagiaan akan tercipta
D engan Dia tetap bersama kita

Nak Dua puisi ini…!

W aktu bergulir silih berganti
I ndah terasa sejuk di hati
L ihatlah dunia yang fana ini
D engarlah kicauan burung nuri
A langkah menggoda hati sanubari
N amun itu tak dapat dimungkiri
R asa itu hadir disetiap lelaki
A nak muda yang punya hati
S emua berubah jadi orang yang berarti
Y ang mencintai seorang bidadari
I tulah kehidupan setiap pribadi
D i dunia sampai akhirat nanti

Kamis, 08 Juli 2010

Hidupkan Hati dengan Shalat, Ingat Shalat Sebelum Mati !!!


                                                              Oleh : Wildan Rasyid
                            Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang


     “Shalatlah Kamu seakan-akan Kamu MelihatNya, Dan Jika Kamu Tidak MelihatNya,
                             Maka Yakinlah Ia Pasti Melihatmu” (H.R Muslim)



             “Shalatlah kamu sebelum kamu di shalatkan”. Kata-kata ini sering kita dengarkan, biasanya tulisan ini dipajang di dinding-dinding mushalla, atau tempat ibadah lainnya. Ya…, hanya sekedar tulisan ! Jarang sekali kita memikirkan makna kata-kata ini secara seksama. Kata-kata ini mengingatkan kita akan adanya kematian yang tentunya akan melanda setiap manusia, tanpa terkecuali. Apakah itu pemulung, pejabat, koruptor, maling, ustadz, bahkan malaikat sekalipun, akan merasakan maut atau mati. Sebagaimana firman Allah, kullunafsin zaaikhotul maut (Setiap yang bernyawa pasti akan menuai kematian).

               Hakikat kehidupan manusia bukanlah kehidupan biologis semata, sebagaimana halnya kehidupan binatang, tetapi merupakan hidupnya hati seseorang dengan cahaya iman dan makrifat kepada Allah serta dengan akidah tauhid yang suci dan bersih. Sebaik-baik manusia adalah orang yang hidup untuk mempersiapkan kematiannya, karena dunia ini hanyalah titipan belaka yang bersifat sementara, sebagaimana tujuan diciptakan manusia itu sendiri,”Tidak aku ciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah kepadaKu” (Q.S Adz-Dzaariyaat ; 56).

             Allah berfirman, “Dan apakah orang yang sudah mati (mati hatinya/kafir) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?...” (Al-An’aam:122)

                Menurut Syekh Mushthafa Masyhur, (Di dalam “Berjumpa Allah lewat Shalat”) kata “mati” di ayat tersebut adalah buta bahsirah-nya, ‘mati hatinya’, kafir lagi sesat. Disanalah Allah menghidupkan hati kita dengan iman bersama petunjuk dan hidayah cahaya agung yang memuat segala persoalan hidup, dan pembeda antara yang hak dan bathil. Di dalam surat (Al-Anfaal:24), Allah juga mengatakan, Orang yang memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya yang menyeru kepada iman, maka jiwa dan hatinya menjadi hidup. Dengannya pula dipersiapkan kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Yang salah satunya dengan Ibadah Shalat, karena shalat adalah kuncinya surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai.

          Shalat adalah tiang agama, ibadah shalat ialah amalan pertama yang dihisab oleh malaikat. Beruntunglah orang-orang yang mendirikannya. “Aqimusshalah, innashalata tanha ‘anilfahsya iwal munkar”(Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, Al-Ankabut : 45)
Shalat tidak ada jangka waktu (deadline), tidak seperti halnya makanan yang ada masa kadarluarsanya. Tidak seperti berita di surat kabar yang harus memiliki batas waktu. Asalkan ia beragama islam, sadar, tidak gila, tidak berhalangan haid/nifas bagi wanita, wajib untuk melaksanakan shalat. Baik itu anak-anak yang sudah akil baligh, remaja maupun sudah tua renta. Namun jika ia benar-benar tidak bisa lagi dalam artian meninggal (pulang ke rahmatullah), barulah tugas bagi mereka yang masih hidup untuk menyolatkannya. Begitu pentingnya shalat, tidak bisa melakukannya, ia masih wajib dikerjakan yaitu dengan cara disholatkan.
Mungkin kita sudah tahu bahwa perintah shalat awalnya turun saat Rasulullah Isra’ mi’raj ke Sidratul Muntaha, yang mana perintah itu langsung diterima oleh Rasulullah dari Allah SWT. Yang kemudian kita sebagai umat islam diwajibkan untuk mendirikannya, bukan hanya melakukannya secara gerakan, tapi juga harus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

                 Perintah itu sudah lama sekali, yaitu setahun sebelum tahun hijriyah. Seiring perkembangan zaman yang mengubah pola pikir manusia. Ditambah lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu merubah dunia kian maju dari tahun ke tahunnya. Juga mampu merubah keyakinan seseorang, banyaknya pengaruh luar, Nasrani dan Yahudi, yang mampu mengubah kepribadian kita, sehingga sedikit demi sedikit cahaya islam kian redup, dan jikalau itu dibiarkan ia akan padam dengan sendirinya. Atau jangan-jangan zaman kegelapan atau zaman jahiliyyah yang telah dihapus oleh Rasulullah di kota Mekkah, akan muncul kembali di tengah-tengah kita. Astagfirullahhal aziim.

                  Hal ini terlihat dari eksistensi shalat yang menjadi tiang agama itu, kian memudar di hati umat islam sendiri. Sepertinya shalat yang dulunya dianggap sebagai kebutuhan, sekarang telah menurun predikatnya menjadi kewajiban, yang walaupun dilakukan terkadang karena sudah ada himbauan dari orang lain, atau bahkan paksaan, baik itu dari orang tua, guru dan lainnya. Ia atau tidak…? Mudah-mudahan itu bukan kita.

                  Kita tak dapat pungkiri itu, apalagi dikalangan remaja. Begitu entengnya kita meninggalkan shalat tanpa ada sebab yang jelas, seperti sakit, haid dan nifas bagi wanita. Berbagai alasan menjadi penutup atas kesalahan dan dosanya itu. Sibuklah, membuat PR, pergi jalan-jalanlah, dan yang paling maraknya sekarang karena adanya internet, yang membuat kita terlelap, lupa dengan waktu, bahkan ada juga yang seharian duduk di depan computer sambil mengakses internet, hingga lupa dengan waktu shalat. Seperti banyak media mengatakan bahwa internet mampu menghipnotis banyak kalangan, anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa sekalipun, karena internet menjadi lahan yang mudah untuk ilmu pengetahuan, walau terkadang banyak orang yang menyelewengkannya, seperti : untuk kasus kejahatan (cyber crime), membuka situs-situs porno, ditambah lagi sekarang lagi maraknya video mesum Ariel, Luna Maya dan Cut Tari, yang tentunya berdampak buruk pada pengguna dunia maya itu sendiri. Selain itu juga ada jejaring sosial, seperti : Facebook, friendster, twitter dan apalagi game online (Empire,Point Blank, Conditional Straight, Poker, dll). Banyak lagi penyebab yang membuat kita seringkali meninggalkan shalat karena kesibukan kita, yang terkadang tidak ada manfaat yang jelas.

Lagi…lagi…kita melalaikan shalat! Dalam surat Al-fil, Allah mengatakan bahwa neraka bagi orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang melalaikannya. Melalaikannya aja neraka, bagaimana lagi kalau sempat meninggalkannya. Ia bukan…? Nauzubillah.
Lain lagi halnya dengan yang ini, ia mengaku telah melakukan shalat lima waktu sehari semalam, tapi ya…, hanya sebatas itu, tidak mendirikannya. Alhasil shalat tidak membuat hatinya hidup dan meninggalkan maksiat. Ia tidak memperoleh khasiat shalat itu, tidak dapat merasakan kehadiran dan keindahan shalat di tengah-tengah kehidupannya, sehingga shalat tidaklah merubah dirinya. ”Shalat Yes,,,Tapi judi jalan terus…!” Shalat iya, maksiat tidak ketinggalan…! Mungkin kita pernah melihat orang yang seperti itu. Shalat yang dilakukan hanyalah sia-sia, karena tidak mampu membuat ia tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Tentu kita tidak mau seperti itu bukan?

        Maka dari itu dirikanlah shalat ! bukan hanya sekedar melakukannya, tapi penuh penghayatan dan ketulusan, bahwa kita memang butuh Allah dalam kehidupan kita. Seperti halnya pesan Lukman as kepada anaknya, “Kerjakanlah olehmu semua perintahNya, selama kamu masih hidup dengan nikmatNya, dan kamu boleh melanggar larangannya, selama kamu mampu menahan pedihnya siksaan nerakaNya”. Tapi kenapa itu bisa terjadi…? Sehingga orang yang berpikiran pendek mengatakan, “Shalat gak shalat sama wae!” nauzubillah.

         Ini tidak boleh dibiarkan, tentu ada penyebabnya. “apakah shalat kita sudah mendekati kesempurnaan? Penyebabnya Mungkin whudu’ kita yang kurang betul, sehingga berdampak pada shalat kita, shalat jadi tidak khusuk. “Sesungguhnya orang-orang beriman menjaga whudu’ dan shalatnya.” Atau penyebabnya adalah cara dan bacaan shalat kita yang jauh dari kesempurnaan. Kita berkewajiban mempelajarinya, sesuai hadist Rasulullah, “Thalabu’ilmi ‘ala kullimuslim”, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim (laki-laki dan perempuan). Apalagi ilmu tentang shalat yang menjadi tiang agama, yang menjadi tolak ukur seseorang itu dimata Allah dan manusia. Kita wajib mempelajari tentang shalat, dengan mempelajari sifat shalat nabi Muhammad SAW. Karena beliau menyuruh kita, “shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” Kita dapat mempelajarinya dari buku-buku panduan shalat, jangan malu untuk kebenaran, daripada shalat kita menjadi sia-sia.

                   Shalat menjadi ibadah paling utama di sisi Allah, Jika baik ibadah shalat seseorang, maka baiklah ia. Namun jika buruk ibadah shalatnya, maka ibadah lainnya akan menjadi sia-sia. Tentu kita tidak mau ibadah kita yang lain menjadi sia-sia bukan? Seperti sedekah kita tidak ada harganya, karena shalat kita bermasalah, dan ibadah-ibadah lainnya. Maka, Marilah kita mendirikan shalat…! Dan shalat yang lebih utama itu adalah di Mesjid, rumahNya Allah. Karena salah satu diantara orang-orang yang mendapat perlindungan langsung dari Allah di akhirat nanti adalah pemuda yang hatinya terpaut dengan mesjid.
Ibadah shalat juga menjadi tolak ukur seseorang, jika ingin mengetahui seseorang itu, maka lihatlah shalatnya, kata Rasulullah SAW.
                   Allah swt. Maha Kaya ketimbang kita, karenanya dari ibadah-ibadah kita, dari shalat-shalat kita, menunjukkan bahwa kita ini fakir dan sangat membutuhkan Allah, sedangkan Allah sedikitpun tidak membutuhkan kita. Maka dari itu, pantaskah kita berlaku sombong padaNya? Dan yang seharusnya kita lakukan adalah Melakukan perintahNya dan meninggalkan segala larangannya, yang salah satu perintahnya adalah shalat wajib lima waktu sehari semalam. Sebagai makhluk yang lemah kita mesti sadar, bahwa kita membutuhkan pertolongan dari Allah, fadilah, rahmat dan ampunan, serta ridho dari-Nya. Dan seharusnyalah kita beribadah untuknya.

                   Sebenarnya Allah tidak membutuhkan apa-apa dari kita, tidak mengharapkan apa-apa dari kita, tapi sebaliknya kitalah yang mengharapkan Allah. Apakah jika kita tidak shalat Allah rugi ? Apakah jika tidak ada manusia di bumi ini yang sujud padaNya, Allah akan berhenti jadi Tuhan ? tidak bukan…? Maka tak ada alasan lagi bagi kita untuk meninggalkan shalat, karena sesungguhnya itu semua semata-mata hanyalah untuk kita, bukan untuk Allah saw.
Ringkasnya, dengan mendirikan shalat, itu akan menghidupkan hati kita yang membuat kita seolah-olah bertemu dengan Tuhan Sang Pencipta. Perihal gerakan –gerakan fisik, seperti berdiri,ruku, dan sujud, semata-mata merupakan gambaran yang tampak untuk suatu kondisi hidupnya hati bagi yang menunaikan shalat di sela-sela kekuasaan Allah. Di dalamnya termasuk pengagungan, penyucian, kepasrahan, kerendahan, kekhusukan dan pendekatan diri kepada-Nya.

               Jadilah pribadi yang sholeh dan sholehah, di saat kebanyakan manusia menyibukkan diri dalam upaya mencari materi, uang, kekayaan, pangkat dan jabatan, duniawi belaka. singsingkan lengan baju, Basuhlah wajah, kembangkanlah tikar dan shalatlah dengan penuh kekhusukan dengan sifat shalatnya Rasulullah. Adalah suatu kepentingan mendesak, yaitu perlunya menghidupkan shalat sebagaimana Rasulullah saw. Sehingga dengan shalat kita merasakan kebahagian rohani dan kelezatan ketaatan, serta selalu dengan setia menunggu tibanya waktu shalat dan menyambut dengan luapan kegembiaraan. Hal ini sebagaimana kegembiraan seseorang yang ketika sedang haus dahaga, tiba-tiba ia memperoleh seteguk air dingin dan segar. Rasulullah saw. Mengibaratkan hal itu, sebagaimana sabdanya, “Aku jadikan shalat itu menyejukkan hatiku”

                 Maka marilah kita melangkah untuk memperoleh secara seksama suatu kehidupan di dalam shalat kita, yang yang di dalamnya pula hati kita menjadi hidup. Mari kita raih, ” Kehidupan dalam mihrab shalat”

Jumat, 30 April 2010

Tips Akurat Memilih Pemimpin yang Tepat



Oleh : Wildan Rasyid
Mahasiswa Fakultas Farmasi 
Universitas Andalas, Padang



       Pemimpin negara, baik itu presiden, gubernur, bupati/walikota, sampai ketua RT dan RW, semua itu adalah pemimpin bagi setiap warganya. Seoranng pemimpin merupakan faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di saat suatu daerah atau kota dipimpin oleh pemimpin yang bersahaja, jujur, cerdas dan amanah, maka insya Allah rakyatnya akan aman, makmur dan sejahtera. 

            Namun jika sebaliknya, daerah/kota itu dipimpin oleh pemimpin yang korup, tidak jujur, zalim terhadap rakyatnya, niscaya rakyat akan sengsara. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih pemimpin itu, perlu bagi kita menyiapkan langkah yang baik dalam menentukan pilihan, kita mesti memiliki tips akurat memilih pemimpin yang tepat. Agar pemimpin yang kita pilih benar-benar mampu mengayomi rakyatnya.
          Dalam menilai seorang pemimpin kriteria yang tepat adalah dengan merujuk pada gaya/sifat kepemimpinan Rasulullah. Ada beberapa sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul, yaitu : Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar), Fathonah (cerdas/bijaksana), serta tabligh (menyampaikan), keempat sifat ini juga layak untuk dimiliki oleh seorang pemimpin.
                 Pilihlah pemimpin yang amanah, agar dia benar-benar berusaha menyejahterakan rakyat, mampu menaungi rakyat, mampu menghidupi rakyat, bukannya mencari hidup dari rakyat, mampu melayani rakyatnya, bukan minta dilayani rakyat. Bukan hanya bisa menjual asset negara atau kekayaan alam daerah untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Pilihlah pemimpin yang cerdas, agar dia tidak mudah ditipu anak buahnya atau kelompok lain yang membuat rugi daerah/kotanya. Seorang pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan dan menyejahterakan rakyatnya. Dan juga mampu menegakkan keadilan dengan kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
         Kadang-kadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih untuk golput(golongan putih). Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang baik. Seandainya calon pemimpin itu tidak ada yang sesuai criteria kita, maka pilihlah orang yang lebih baik akhlaknya dan dekat dengan ulama, walau ia tidak sepintar yang lainnya, dari pada memilih orang yang pintar, namun tak beragama. Tapi itu langkah terakhir yang ditempuh, sebaiknya pilihlah yang cerdas intelektualnya dan mantap iman dan akhlaknya.
              Di dalam islam kepemimpinan itu sangat penting, sehingga nabi pernah berkata, “jika kalian bepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin , jika hanya berdua, maka salah satunya jadi pemimpin”. Shalat wajib pun yang paling baik adalah yang ada pemimpinnya (imam). Oleh karena itu, kita mesti menyiapkan tips dan berpikir kritis dalam memilih pemimpin.

                  Sebagaimana Allah telah berfirman,”Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu : Orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah” (An-Nisa’,4 :138-139).

Adapun beberapa tips akurat dalam memiliih pemimpin yang tepat yaitu :

1. Memilih pemimpin yang jujur.

              Dari Ma’qil ra. berkata : “saya akan menceritakan kepada engkau hadist yang saya dengar dari Rasulullah saw. Dan saya telah mendengar beliau bersabda, “Seseorang yang telah ditugaskan Tuhan untuk memerintah rakyat (pejabat), kalau ia tidak memimpin rakyat dengan jujur, niscaya dia tidak akan memperoleh bau surga. (HR.Bukhari)”. Kita mesti memilih pemimpin yang jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, maupun orang lain. Jujur dengan kekuatan yang dimiliki, sadar akan kelemahan dalam dirinya, serta berusaha untuk memperbaikinya.

2. Memilih pemimpin yang transparansi dalam kepemimpinannya, ramah dan bersikap terbuka.

            Pemimpin yang transparan dalam pemerintahannya dan bersikap terbuka, ia akan mau menerima saran dan kritikan dari rakyat, bahkan ia takkan segan untuk meminta pendapat langsung dari rakyat, demi kemajuan dan kemakmuran rakyatnya. Dengan transparansi juga, rakyat akan percaya kepada pemerintah (karena tidak ada bohong diantara kita). Selain itu carilah pemimpin yang bersikap terbuka, yaitu yang mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.

3. Memilih pemimpin yang memiliki latar belakang yang baik.

           Hal ini dapat kita lihat dari pendidikannya, kehidupan, keluarga dan keturunannya. Kita dapat mengetahuinya, setelah kita mencari tahu tentang siapa dia (pemimpin) itu. (jangan-jangan ia mantan napi).

4. Memilih pemimpin yang adil
               Dewasa ini, memilih pemimpin yang adil sangatlah sulit, jika dibandingkan dengan criteria lainnya. Kebanyakan pemimpin sekarang gayanya membela untuk kepentingan rakyat, namun dibalik itu rakyat dibikinnya sengsara, demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.
“sesungguhnya Allah SWT akan melindungi negara yang menegakkan keadilan, walaupun ia kafir, dan sebaliknya, Allah tidak akan melindungi negara yang zalim (tiran), walaupun ia muslim” (mutiara I dr Ibn Abi Thalib)
            Disaat rakyat kecil yang berlaku salah, katakanlah itu mencuri sebuah coklat ataupun sebuah semangka, itu pun karena kelaparan, tidak ada uang membelinya. Lalu mereka disidang dengan hukuman penjara. Namun disaat tikus-tikus berdasi itu beraksi, mengakibatkan puluhan milyar negara dirugikan. Tak ada hukuman bagi mereka, mereka masih dibiarkan berkeliaran bebas, menari-nari diatas penderitaan rakyat, menikmati uang haram hasil gelapannya. Hati-hati dengan pemimpin yang demikian, kita tentu tidak mau jika pemimpin yang kita pilih, akan zalim kepada rakyatnya. Allah telah mengingatkan, “Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena itu lebih dekat dengan taqwa” (QS.Al-Maidah : 51).
             Di zaman Rasulullah, ketika seorang perempuan dari suku Makhzun harus dipotong tangannya lantaran mencuri, kemudian keluarga perempuan itu meminta Usama Bin Zaid, supaya memohonkan kepada Rasulullah utnuk membebaskannya. Rasulullah pun marah. Beliau bahkan mengingatkan bahwa kehancuran masyarakat sebelum kita disebabkan oleh ketidakadilan dalam supremasi hokum seperti itu.
               Dikatakan dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Adakah patut engkau memintakan kebebasan dari satu hukuman dari beberapa hukuman (yang diwajibkan) oleh Allah? Kemudian ia berdiri lalu berkhutbah dan berkata : Hai para manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu itu rusak/binasa dikarenakan apabila orang-orang yang mulia diantara mereka mencuri, mereka dibebaskan. Tetapi, apabila orang yang lemah mencuri, mereka berikan kepadanya hukuman” (HR.Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud,Ahmad, Darlini dan Ibnu Majah).
               Begitu pentingnya pemimpin yang adil itu. Muhammad Isa Dawud dalam bukunya “Dajjal Akan Muncul dari Segitiga Bermuda, (1997:17) mengatakan bahwa negeri Swedia yang merupakan negeri terindah di bumi ini, yang bagaikan surga firdausnya dunia, memiliki Raja Karl Gustav yang merupakan seorang penguasa paling adil di muka bumi ini bersama rakyatnya. Selain itu dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah mengatakan, bahwa ada 7 golongan yang akan mendapatkan perlindungan langsung dari Allah di akhirat kelak, satu diantaranya adalah Pemimpin/imam yang Adil.

5. Memilih pemimpin yang pandai dan cerdas
              Antara orang pandai dengan orang cerdas tidaklah sama. Orang pandai ialah orang yang dapat menjawab semua persoalan dengan ilmunya, seperti kecerdasan berhitung, ilmu teknologi yang bersangkutan dengan kecerdasan Intelektualnya (IQ). Namun orang cerdas mampu membaca keadaan, mencari kesempatan di tengah kesempitan, kalau orang Minangkabau mengenalnya dengan orang yang arif dan bijak. Orang cerdas/arif bijaksana bukan hanya pandai, tapi juga dapat berpandai-pandai demi kemaslahatan rakyatnya. Itulah beda orang pandai dengan orang cerdas atau arif dan bijaksana.
Sebagai pemilih kita mesti cepat tanggap dalam menilai, mana pemimpin yang pandai dan cerdas, mana pemimpin yang cuma pandai. Orang yang banyak bicara dan banyak mengumbar janji, “saya kalau terpilih, saya akan membangun ini dan itu…., mengratiskan ini dan itu….!” Biasa orang seperti itu adalah orang yang bodoh, seperti kata peribahasa “air beriak tanda tak dalam”.

6. Memilih pemimpin yang mampu berkomunikasi, semangat “team work”, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.

7. Jangan Memilih pemimpin yang menjatuhkan atau mejelek-jelekkan orang lain/pemimpin yang sedang berkuasa.
              Kalimat yang demikian dapat kita lihat, ketika ia menggelar kampanye. Menjatuhkandan menjelek-jelekkan orang lain, seolah ialah orang yang paling benar. Hati-hatilah dengan orang yang demikian, tidak usah saja dipilih.

8. Memilih pemimpin yang memiliki rasa kehormatan diri, kewibawaan, karisma dan kedisiplinan seorang pemimpin
              Dengan demikian ia mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas semua kebijakannya. Kita dapat melihat kewibawaan dan karisma/figur seorang pemimpin itu, saat ia berbicara di depan umum dan dalam kepribadian sehari-harinya.

9. Kemudian pilihlah sesuai dengan hati nurani kita.
              Jangan pernah sekali-kali berpikiran untuk Golput (golongan putih) atau tidak memilih. Ingat…! Satu suara kita menentukan bangsa dan daerah ini 5 tahun yang akan datang.
“Jadilah bangsa yang cerdas, pintar, dan berbudaya”.

          Dan ingatlah…! Kita harus mencegah kerusakan dan kemungkaran itu. Sesuai dengan sabda Rasulullah,
“Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak mampu juga, maka cegahlah dengan hati, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman(HR.Muslim).”

Jumat, 16 April 2010

Artikel : "Seulas Senyum Guru, Sejuta Kebahagian Bagi Murid"


Oleh : Wildan Rasyid
Mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas Andalas, Padang

       Dewasa ini, sudah banyak guru yang pintar secara akademis, lulus dengan IP (Indeks Prestasi) yang tinggi, 3,5: 3,8, atau bahkan ada yang mendapatkan IP 4.0 sewaktu di perguruan tinggi. Namun setelah jadi guru, ada kalanya kepintarannya kurang mengalir kepada muridnya. Tak selamanya guru yang pintar, cerdas intelektualnya dapat mendidik dan menghasilkan siswa yang pintar juga. 
       Katakanlah gurunya tamatan universitas favorit di Indonesia, seperti : UNJ (universitas Negeri Jakarta), UNP (Universitas Negeri Padang), UNIMED (Universitas Negeri Medan) dan lain-lain. Tetapi di dalam proses belajar, hanya sepersekian siswa saja yang mampu menerima pelajaran dengan baik. Kenapa demikian? Apakah siswanya yang bodoh, sehingga tidak dapat menyerapkan pelajaran dengan baik?
                Tidak…! Pada dasarnya, siswa tidak ada yang bodoh, yang ada hanyalah perbedaan daya tangkap dan daya serap, namun itu tak dapat dijadikan alasan dalam proses belajar mengajar. Ada banyak factor penyebabnya, satu di antaranya adalah factor kehangatan emosional guru yang terekspresi lewat senyuman. Ada apa dengan senyuman?
                  Kurangnya ekspresi senyum dari guru kepada murid memang bisa membuat transfer ilmu jadi agak mandek. Bagaimana pun pintarnya sang guru, jika siswa kurang senang dengan gurunya, maka ilmu yang diberikan dalam proses belajar mengajar mustahil dapat diterima dengan baik. Apalagi kalau sang guru kurang ikhlas dalam mengajar, mengajar hanya karena tuntutan pekerjaan belaka. Oleh karena itu ciptakanlah suasana yang menyenangkan dengan membudayakan senyuman.
Jika ditanyakan kepada sang siswa, “mana yang kamu suka belajar dengan guru yang kualitasnya biasa-biasa tapi baik, ramah (mudah senyum) atau belajar dengan guru pintar tapi galak? ” Pasti siswa-siswa akan serempak menjawab “guru yang biasa biasa tapi ramah dan mudah senyum”.
                Terkadang senyuman dianggap hal yang sepele, namun dibalik itu terdapat nilai estetika, rasa cinta, kasih sayang, kekeluargaan yang tentunya mempengaruhi psikologi dan sikap orang yang melihatnya. Ibarat sakit, senyuman adalah paracetamol yang dapat meredakan sakit. Bedanya senyuman tidaklah berbentuk atau berwujud, tapi secara rohaniahnya langsung mengobati hati yang gundah. Senyuman juga disebut dengan emulgator, yang mengangkat noda-noda, mengikis dendam-dendam, keluh kesah dan perasaan tak senang, sehingga yang tinggal hanyalah hati yang sejuk dengan pancaran senyuman yang bersahabat.
                   Banyak ungkapan yang dibuat murid, yang kemudian dipajang di dinding kelas. “Senyum adalah ibadah”, “Senyummu semangat belajar kami”, ” Senyummu jembatan ilmuku”, “ Senyum guru adalah obat belajar mujarat” Dan banyak lagi kata-kata indah untuk menerjemahkan senyum, menandakan perlunya senyuman guru bagi murid. Namun kenapa jarang sekali guru-guru yang mengindahkan kata-kata yang keluar dari hati murid-muridnya, yang mengharapkan ulasan senyum guru ketika masuk kelas.
Bisa kita bayangkan, guru yang dikenal killer, ditakuti para siswa karena kebringasannya, tiba-tiba hari ini berubah menjadi ramah, murah senyum. Tentunya para siswa akan bertanya-tanya, “Tuh bapak ke sambet dimana ya…? Jika saja hal itu berlangsung setiap hari, tentu siswa yang selama ini merasa takut , suka dongkol dan malas untuk belajar, terutama dengan sang guru, akan ada perubahan. Ia akan menjadi rajin, bahkan menyenangi sang guru. Selain itu siswa yang dulunya penakut akan jadi lebih berani untuk bertanya. Siswa yang dulunya pemalas akan mau memotivasi dirinya agar lebih rajin, dan siswa yang dulunya pelawan (pelaku rawan pencurian), suka dongkol, akan merubah akhlaknya. Senyumannya jadi ibadah bukan?
Sungguh luar biasa nilai sebuah senyuman yang dianggap sepele itu, nilai senyuman sama dengan sedekah, seperti sabda Rasulullah, “ Senyum adalah shadaqoh”
                Sekarang telah disediakan program sertifikasi guru, yang dikenal dengan penggandaan gaji guru, itu terlepas dari plus minusnya, menuntut guru menjalankan profesi dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. Jika guru mampu memenuhi itu, mereka akan memperoleh imbalan layaknya pekerja keras yang profesional di bidangnya.
                Dalam pentransferan ilmu untuk mengembangkan kreativitas dan inovatif proses belajar mengajar guru mesti lebih banyak mengutamakan sikap santun dan rendah hati. Berbagai kekerasan oknum guru terhadap murid, yang belakangan mencuat, sungguh tak selayaknya terjadi, itu sama halnya guru mencoreng system pendidikan di tanah air.
                Rekontruksi pendidikan yang akrab dikenal dengan Paikem (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) tidak akan dapat berjalan dengan baik, kalau tidak dengan kerja keras, tidak dapat dilakukan dengan setengah hati. Di tambah lagi zaman globalisasi sekarang yang membuat siswa berkembang lebih cepat, berbeda dengan siswa-siswa dulu, yang hidup dengan ilmu dan teknologi yang terbatas.

Bagaimana jika dalam pembelajaran guru berwajah garang dan ketus ?
             Secara teknis, ketika guru masuk kelas dengan wajah yang garang, ketus, masam, atau dibilang angker, dipastikan kelas yang sedang ribut akan tersentak menjadi tenang. Baru saja sang guru berjalan dengan entakan kakinya yang kuat, siswa-siswa sudah pada cemas, “Pak Jhon datang…pak jhon datang…!” teriak mereka sambil berlarian ke tempat duduk. Suasana kelas berubah tegang dan murung. Sikap ketus dan masam guru secara spontan menular kepada semua siswa. Dengan bersikap demikian sang guru sepertinya bermaksud menampakkan kewibawaannya di hadapan murid-murid. Namun secara psikologi, sikap itu malah menghambat kelancaran proses pembelajaran. Bagaimana tidak…? Siswa merasa tertekan, siswa akan cenderung acuh tak acuh, kalau pun mengikuti pelajaran, itu hanya karena terpaksa dan terasa tersiksa. Jika siswa jadi masa bodoh terhadap pembelajaran dan gurunya, berarti proses belajar mengajar bisa di klaim gagal.
             Lain halnya jika guru masuk kelas dengan wajah yang cerah, ramah, dan memancarkan seulas senyuman diwajahnya. Senyum yang tulus dari sang guru dengan akan cepat merembah, mengubah suasana kelas menjadi bergairah. Istilahnya, senyum merupakan bumbu dalam system pentransferan ilmu dari guru kepada murid-muridnya. Sebaik apapun model pembelajaran atau metode mengajar, yang telah dirancang sedemikian rupa, jika guru menyampaikan dengan sikap kaku dan ketus, terlebih lagi dengan tampang yang angker, singkatnya tanpa bumbu senyuman, maka hasilnya akan kurang maksimal. Namun sebaliknya, sesulit apapun pelajarannya, jika disampaikan dengan hal yang menarik yang dibumbui dengan senyum simpatik guru, maka gairah belajar itu akan timbul, hingga usaha dan kerja keras siswa untuk mendapatkan pelajaran itu akan terlihat jelas. Inilah pembelajaran yang diharapkan.
              Tapi ingat janganlah menampilkan senyum yang dibuat-buat, siswa pantang dibohongi guru. Senyum guru mesti murni, muncul dari hati, sehingga jatuhnya juga ke hati. Karena senyum yang ikhlas, menandakan kasih sayang guru terhadap muridnya. Tapi bagaimana kalau ada masalah dengan mulut atau giginya? Seperti gigi ompong atau gingsul, bahkan mengeropos…? Yakinlah wahai guru-guruku! Siswa tak akan mempedulikan itu, mereka akan menghargai wajah teduh guru yang sedang tersenyum manis. Karena senyum adalah rahmat, yang mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Mengapa disia-siakan?
Orang yang mudah tersenyum menandakan ia orang yang dermawan. Tapi jangan terjemahkan dalam bentuk materi dulu. Orang Arab paling senang melihat orang yang mudah tersenyum dan selalu terlihat bersemangat dan ceria. Mereka menandakan orang seperti itu pertanda kemurahan hati, sikap lapang dada, dan ketanggapan pikiran. Sebuah syair mengatakan, ”Ketika kau melihat (senyuman) senantiasa seolah kau mendapatkan apa yang kau inginkan selama ini, sungguh tak ternilai harganya, karena, memang ia tak dapat untuk kau beli.”
       Bagaimana keindahan senyuman itu ?

       Berikut ini ada sedikit cerita ulasan tentang senyuman!

             Pagi itu Pak Anto diserang oleh MKKS, Uuups…bukannya Musyawarah Kerja Kepala Sekolah, tapi “Masalah Klasik Keluarga Sederhana”, yaitu kekurangan uang belanja, istrinya marah-marah, siswa-siswanya bertengkar memperebutkan celana, baju, dan kaus kaki, itu karena ibunya suka membelikan barang yang sama untuk siswa-siswanya, ditambah mereka juga saudara kembar. Walau pertengkarannya kecil, tidak sampai ada piring yang terbang, bagaikan ufo melayang di angkasa, tidak ada piring yang pecah, tetapi cukup membuat kepala pak Anto pusing. Kemudian ia meninggalkan kesemberawutan keluarganya dengan hati yang gelisah, ia bawa pergi tancap gas dengan Honda Sebe-er nya alias Supra Fit Biru. Perjalanan pak Anto dipenuhi wajah yang cemberut dan tegang, hingga ia memacu sepeda motor tuanya itu dengan kecepatan penuh. Otaknya pun terasa berputar-putar memikirkan masalah rumah tangganya.
             Setelah sampai di gerbang sekolah, tampak siswa-siswa berseragam putih abu-abu berduyun-duyun memasuki gerbang, pak Anto memperlambat laju sepeda motornya dan membuka helmnya. “Pak…!” Sapa seorang murid, “Assalamu’alaikum, Pak ! sahut murid-murid lainnya sambil tersenyum, menyapa dan bergantian menyalami tangan pak Anto. Pak Anto menjawab salam dan tanpa disadarinya, terasa senyuman siswa-siswa muridnya telah menghipnotis pikirannya, melupakan kegelisahan dan masalah yang ia hadapi di rumah tadi. Pada akhirnya ia pun tersenyum lebar. Suatu keajaiban baru saja terjadi. Pak Anto yang awalnya berada dalam kedumelan hati, kegelisahan, marah , kacau dan pusing yang bersatu membuat otak pak Anto rasanya mau pecah, sekarang hilang begitu saja, seolah telah larut oleh pancaran senyuman yang ia ulaskan kepada murid-muridnya. Dengan muka berseri-seri, kini pak Anto memasuki ruang guru dan menyapa, “Assalamu’alaikum sahabat-sahabatku…!” sahut pak Anto. Guru-guru lainnya pada terkejut, melihat wajah pak Anto yang berseri-seri, dengan ulasan senyumnya yang menyinari ruang majelis guru. Ajaibnya, senyuman pak Anto mampu meluluhkan hati rekan-rekan guru lainnya, ketika ia mengajak para guru untuk bersalaman dan menyambut kedatangan murid-murid dengan senyuman yang penuh dengan kasih sayang di teras depan sekolah. Sungguh indah hari itu, siswa-siswa murid yang melihat guru-gurunya kompak menjadi bersemangat untuk belajar. Disanalah keindahan senyuman yang selama ini dilakukan oleh SMA N 3 Batusangkar, yang merupakan sekolah (Program Layanan Keunggulan Tanah Datar) sejak awal berdirinya tahun 2004, dengan membiasakan budaya salam.
           Apa yang dialami pak Anto diatas, mungkin pernah kita alami, tapi kenapa kita tidak selalu mengamalkannya. Senyum, salam, dan sapa adalah perbuatan yang sepele, dan sangat kecil. Tetapi perbuatan itu mampu mengobati dan menyembuhkan kekesalan, kegundahan hati, kepanikan dan bahkan kesedihan. Kenapa siswa tidak nyaman belajar? Salah satu penyebab karena siswa tidak menemukan cinta, dan kasih sayang ditempat dimana ia belajar. Ibarat sebuah kapal layar, bagaimana kita dapat beristirahat tenang, sementara ada badai yang sedang menggoncang. Begitu juga di sekolah bagaimana siswa akan dapat belajar dengan baik, sementara di depan matanya ia melihat guru-gurunya saling hina dan saling ejek mengejek. Bagaimana ia akan tenang, jika siswa hanya menjadi tempat pelampiasan kemarahan sang guru, sehingga ia masuk ke kelas dengan wajah yang masam dan garang. Mungkin karena urusan rumah tangganya, atau pun karena masalah dengan guru lainnya. Coba bayangkan, kalau kejadian itu berlangsung setiap harinya di sekolah. Apakah kita mampu menciptakan pendidikan yang maju dengan kondisi seperti itu?
             Beberapa penelitian dari para ahli mengatakan, “Orang yang biasa senyum lebar berumur lebih panjang, ketimbang yang senyum seadanya” Hal ini merupakan temuan studi Ernest Label, profesor kebidanan, ginekologi, dan psikolog di Wayne State University, Amerika Serikat. Ada juga yang mengatakan ciri-ciri orang yang jarang senyum itu, pada bagian sekitar matanya akan berkerut. Untuk itu, biasakanlah tersenyum, menebarkan senyuman berarti memberikan kebahagian terhadap sesama. Siswa-siswa, terutama untuk diri sendiri. Niscaya amalan yang dianggap sepele dan kecil itu, jika dilakukan dengan ikhlas dan penuh ketulusan akan jadi catatan kebaikan yang sangat besar, seperti hadits Rasulullah, “Jangan meremehkan suatu perbuatan kebaikan, walau sekadar menyambut kawan dengan muka yang manis.”

             Jadi, Ayo teman-teman, dan guru-guruku, kita lestarikan budaya senyuman, karena senyuman adalah obat mujarat bagi hati yang gundah.